TRADISI PERAYAAN IDUL FITRI

  • Jun 07, 2019
  • S. Yono

Tradisi unik tahunan yang dilakukan masyarakat banyutowo menjelang hari raya idul fitri. 1. Ngabuburit Ngabuburit bagi masyarakat banyutowo sudah merupakan rutinitas sehari-hari saat bulan ramadhan, mulai dari ngembun waktu fajar yaitu dilakukan sesudah sahur untuk melakukan ibadah puasa. Sesudah sahur masyarakat setempat berbondong-bondong pergi ke dermaga banyutowo ataupun ke pantai idola sebagai tempat favorit untuk menikmati keindahan laut banyutowo saat matahari terbit. Tak hanya masyarakat Banytuwowo sendiri, keindahan pantai Banyutuwo juga memikat masyarakat daerah lain. Ini terbukti dari banyaknya pengunjung harian saat bulan rahmadhan. Tak hanya saat fajar saja, disore hari pun ketika menjelang berbuka puasa pantai banyutowo pun selalu dipadati pengunjung dari dalam maupun luar daerah. Daya tarik utama pada pantai Banyutowo yaitu terletak pada spot-spot foto yang bagus dan menarik, ditambah lagi di pantai Idola terdapat berbagai macam wahana bermain yang menarik, Tentu saja hal tersebut akan membuat para pengunjung betah untuk berlama-lama di pantai banyutowo. [caption id="attachment_452" align="alignleft" width="315"] Suasana dermaga Banyutowo saat fajar di bulan Ramadhan[/caption] [caption id="attachment_453" align="alignleft" width="418"] Tim tongtonglek Dukuhseti[/caption]                 Tak jarang juga di pantai Idola kedangan tim untuk meramaikan serta menghibur masyarakat disaat ngabuburit. Ngabuburit sendiri dilakukan untuk menghilangkan rasa bosan menanti saat menjelang berbuka puasa. 2. Ziarah makam Di awal bulan Ramadhan serta beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri, masyarakat muslim Banyutowo memiliki kebiasaan untuk ziarah kubur, mengunjungi makam orang tua atau sanak saudaranya. Hal itu dilakukan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia, selain berdoa masyarakat Muslim Banyutowo juga memanfaatkan hal tersebut untuk membersihkan makam sanak saudaranya. Hal ini biasa dilakukan berbarengan dengan saat mudik. Sehingga, masyarakat Banyutowo khususnya yang merantau bukan hanya pulang kampung dan bersilaturahim. [caption id="attachment_454" align="alignleft" width="421"] Tradisi ziarah makam menjelang Idul fitri[/caption]               3. Takbir keliling Kegiatan rutin saat lebaran adalah takbiran. Takbiran dikumandangkan pada malam hari untuk menyambut datangnya Idul Fitri dan Idul Adha. Takbir keliling banyutowo selasa (4/6/2019) diikuti oleh 5 peserta takbir dari tiap masjid dan mushola Desa Banyutowo. Para peserta takbir mulai berkumpul di pelabuhan Banyutowo jam 20:00. Bp. Samsudin selaku ketua panitia takbir memberikan kata sambutan dan turut memimpin doa sebelum takbir kelililing dimulai. Rute takbir yaitu kearah utara dahulu sebelum nantinya memutar kearah selatan, kemudian melewati kediaman kepala desa banyutowo yang terletak pada RT 004 RW 001 untuk para peserta takbir mengambil kupon undian karena disediakan doorprize untuk para peserta takbir, dan akan dikumpulkan kembali ke tempat asal yaitu pelabuhan banyutowo pada pukul 22:00 untuk dilakukan penilaian dari dewan juri yang telah disiapkan oleh para panitia acara. Terlihat animo masyarakat Muslim maupun non-Muslim dari dewasa hingga anak-anak  yang begitu tinggi memadati tiap ruas jalan yang akan dilewati oleh para peserta takbir. Juara pertama diaraih oleh peserta nomer urut 1 dengan poin 2303, disusul oleh nomer urut 2 dengan poin 2288 sebagai juara 2, nomer urut 5 juara 3 dengan poin 2278, nomer urut 4 juara 4 dengan poin 2275, dan juara 5 diraih oleh nomer urut 3 dengan poin 2265. [caption id="attachment_455" align="alignleft" width="300"] Peserta takbir nomer urut 1[/caption] [caption id="attachment_456" align="alignleft" width="300"] Peserta takbir nomer urut 2[/caption] [caption id="attachment_460" align="alignleft" width="300"] Peserta takbir nomer urut 3[/caption] [caption id="attachment_458" align="alignleft" width="300"] Peserta takbir nomer urut 4[/caption] [caption id="attachment_459" align="alignleft" width="300"] Peserta takbir nomer urut 5[/caption]                               Tradisi di malam takbiran ini harus terus dipertahankan. Tentu saja selain sebagai bentuk suka cita atas kemenangan umat muslim paska Ramadhan, juga sebagai ajang mempererat toleransi antarwarga setempat.